JEPARA, TALIGAMA NEWS – Pengelolaan dan penanganan sampah mesti dimulai dari kelompok masyarakat terkecil, yakni keluarga. Sehingga, menjadi solusi paling efektif dalam mengurai persoalan penanganan sampah.
Hal itu disampaikan Bupati Jepara Dian Kristiandi saat sosialisasi Desa Mandiri Sampah (DMS), di Gedung Shima Jepara, Selasa (12/4/2022). Acara tersebut dihadiri para camat, kepala perangkat daerah, serta perwakilan 15 perusahaan pendukung DMS melalui dana tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) di Jepara.
Bupati Andi menyampaikan, tempat pemrosesan akhir (TPA) di Bandengan, Jepara, yang memiliki luas 7,4 hektare, mulai penuh bahkan overload. Dengan daya tampung 100 ton per hari, timbunan sampah di Jepara mencapai 564 ton per hari, yang bersumber dari sampah rumah tangga maupun industri.
“Mengingat sampah telah menjadi persoalan yang sangat serius dan saling terkait antardimensi, saya mengingatkan pelibatan seluruh komponen masyarakat, pemerintah desa, dunia swasta, dan perangkat daerah menjadi sangat penting,” katanya.
Selain itu, gerakan kepedulian persoalan sampah secara terus-menerus perlu dilakukan, untuk membangun dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah, dimulai dari tingkat rumah tangga, bahkan diri sendiri. Mereka didorong untuk memilah sampah, hingga mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomis tinggi.
Apalagi, imbuh Andi, pengelolaan sampah menjadi salah satu faktor penting dalam mendorong percepatan pembangunan di berbagai bidang. Seperti Indeks Pembangunan Manusia Manusia (IPM) sebagai indikator cerminan masyarakat yang sehat dan sejahtera, tercapainya kemandirian desa menuju empat pilar Santasi Total Berbasis Masyarakat dan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), serta kesejahteraan ekonomi masyarakat.
“Gerakan yang kita gelorakan ini adalah upaya untuk melakukan penanganan dan pengelolaan sampah, yang dimulai dari sumbernya. Oleh karena itu, saya mengapresiasi dan mendukung program kegiatan Desa Mandiri Sampah ini. Harapannya program ini mampu menjawab permasalahan sampah secara berkelanjutan,” katanya.
Ditambahkan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jepara memiliki tiga aplikasi yang bisa dimanfaatkan oleh warga Jepara untuk mengurai persoalan sampah, yaitu Sistem Informasi Angkut Sampah (Siangsa), Jemput Sampah Terpilah (Jejapah), dan Pusat Daur Ulang (PDU).
Dalam kesempatan itu, bupati juga meminta perusahaan di Jepara ikut berkontribusi melakukan penanganan sampah. Jika ada sekitar 400 perusahaan, maka setiap desa bisa dilakukan pendampingan dalam melakukan pengelolaan sampah.
“Dengan demikian, maka pengelolaan sampah bisa diatasi bersama lintas sektor,” tegasnya.
Pada sosialisasi desa mandiri sampah ini, juga diserahkan sejumlah bantuan penunjang penanganan sampah dari sejumlah perusahaan di kota ukir. Di antaranya sepeda motor roda tiga, tong sampah, hingga mesin pencacah sampah.(Humas/PWK TG)