Unan-Unan, Ritual Adat Suku Tengger Lereng Gunung Bromo.

Berita, Jawa Timur1628 Dilihat

 

PROBOLINGGO, TALIGAMA.COM – Unan-unan merupakan Ritual adat suku Tengger, yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Ritual ini bertujuan untuk membersih kan desa dari gangguan makhluk halus. Sekaligus menyucikan para Arwah yang belum sempurna, agar bisa kembali ke alam nya yang sempurna.

Masyarakat suku Tengger berada di sekitaran lereng gunung Bromo, berdomisili di empat kabupaten. Meliputi Kabupaten Malang, Lumajang, Pasuruan dan kabupaten Probolinggo. Khusus Beberapa desa di kecamatan Sukapura, kabupaten Probolinggo, melaksanakan ritual Unan-unan nya pada hari Selasa Kliwon 23 April 2024.

Seperti ritual Unan-unan di desa Sapikerep, yang dilaksakan di dayang desa Sapikerep bejalan sangat hikmad. DANYANG merupakan sekumpulan tumbuhan pohon besar yang berusia ratusan tahun, yang di keramat kan oleh masyarakat suku Tengger secara turun temurun sampai detik ini.

Didalam perlengkapan nya ritual unan unan menggunakan beberapa sesaji, meliputi nasi 100 takir, sirih ayu, jambe ayu, pisang ayu, sate kerbau 100 biji dan kepala kerbau. Setelah semua sesaji di bacakan mantra oleh Pandhita Dukun, semua rombongan bergerak ke balai desa untuk menikmati hiburan dan hidangan yang di fasilitasi Pemdes Sapikerep.

Dalam pembiayaan nya Unan unan diperkirakan menghabiskan ratusan juta Rupiah. Biaya tersebut di kumpulkan dari iuran semua kepala keluarga seluruh warga masyarakat desa, dan beberapa pengusaha luar desa yang usahanya berada di dalam wilayah desa Sapikerep.

Disepakati sebelum nya iuran di golongkan menjadi tiga golongan, atau kemampuan masing masing kepala keluarga. Seperti yang di wawancarai awak media Taligama.com, Didik Pranoto menyampaikan bahwa dirinya tergolong di golongan 1, dengan iuran Rp 300.000,-

“Klau menurut saya iuran tersebut sudah sepadan, dengan keadaan ekonomi masyarakat pada tahun ini. Saya berharap setelah ritual Unan-unan ini, desa Sapikerep kedepan akan di berikan keberkahan dan kemakmuran.” Harap Didik.

Selain hiburan tayub, tidak ketinggalan kesenian mberot Raden Suro menggolo pimpinan cak Bulin juga ikut berpartisipasi memeriahkan. Dengan menghadirkan delapan bantengan nya, menjadikan perayaan unan unan ini tambah meriah. Dan terlihat banyak warga yang hadir, mengantri untuk menyawer penari bantengan. (Biro Ndre)