TIME IS BRAIN : KENALI GEJALA STROKE SEJAK AWAL UNTUK MENCEGAH KECACATAN DAN KEMATIAN AKIBAT STROKE

MALANG, TALIGAMA.COM – Penanganan di RS Hermina Tangkuban Perahu sangat cepat, dari saya yang datang dengan keluhan kelemahan sebelah bedan dan bicara pelo kemudian datang ke IGD, kemudian langsung diberikan obat oleh dokter, dan Alhamdulillah yang awalnya saya saat datang ada kelemahan tangan dan kaki sebelah kiri saat ini tidak ada kelumpuhan dan sudah bisa kembali berjalan lagi” kata salah satu pasien RS Hermina Tangkuban Perahu Malang

Media Nasional Taligama news mendapatkan kesempatan untuk berbincang dengan dr.Siti Nurlela, SpS seputar Stroke dan layanan Code Stroke yang mampu menyelamatkan banyak pasien di RS Hermina Tangkuban Perahu Malang

RS Hermina Tangkuban Perahu Malang berupaya meningkatkan pelayanan untuk menjadi RS SIAP STROKE, memberikan pelayanan yang sigap dan komprehensif untuk pasien stroke dengan mengaktifkan CODE STROKE yang merupakan upaya yang terstruktur untuk menangani stroke akut secara cepat dan mendapatkan terapi definitive yang bekerja sama dengan tim multidisipliner didukung oleh empat dokter spesialis saraf diantara nya : dr. Ahmad Syahrir Sp.N, dr. Annisa Nuul Arrofah Sp.N, dr. Siti Nurlela, SpS, dan dr.Aris Widayati SpS, dilengkapi dengan alat penunjang medis CT Scan. CT scan merupakan gold standard dalam penegakan diagnosis stroke, dan RS Hermina Tangkuban Perahu Malang mampu untuk melaksanakan IV thrombolisis sebagai terapi definitif stroke yang diakibatkan oleh sumbatan

dr. Siti Nurlaela, SpS menyampaikan bahwa Menurut WHO, stroke didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit neurologis fokal dan global, yang dapat memberat dan berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler/ gangguan aliran pembuluh darah otak. Stroke terbagi menjadi dua, akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah otak (stroke hemoragik). Tanpa mendapat pasokan darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel otak tersebut akan mati. Kondisi ini kemudian menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oeh area otak yang rusak tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik. Stroke merupakan penyebab kecacatan tertinggi di dunia, dan penyebab kematian kedua di dunia setelah serangan jantung. Menurut data epidemiologi, setiap 3 detik terdapat 1 orang yang terkena stroke. Pada tahun 2019, 101 juta orang menderita stroke di seluruh dunia, dan terus berlipat ganda dalam 30 tahun terakhir. Stroke saat ini bukan hanya dialami oleh orang tua, dimana 63% pasien stroke berusia dibawah 70 tahun. Faktor risiko stroke dibagi menjadi dua, yaitu faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Adapun faktor risiko stroke yang tidak dapat dimodifikasi antara lain :

1. Usia. Semakin lanjut usia, resiko stroke akan meningkat

2. Jenis kelamin. Laki-laki lebih berisiko terkena stroke dibanding wanita
3. Ras. Ras kulit hitam dan kulit berwarna lebih berisiko terkena stroke dibanding ras kulit putih
4. Keturunan. Adanya riwayat stroke dalam keluarga akan meningkatkan risiko stroke. Sementara faktor risiko stroke yang dapat dimodifikasi antara lain :

1. Merokok, baik perokok aktif maupun perokok pasif

2. Obesitas atau kegemukan
3. Hipertensi
4. Diabetes mellitus
5. Kolesterol tinggi
6. Kurang olahraga atau aktivitas fisik
7. Stress

dr. Siti Nurlaela SpS juga menyampaikan bahwa Setiap bagian otak bertugas mengendalikan bagian tubuh yang berbeda sehingga gejala stroke bergantung pada bagian otak yang terserang dan tingkat kerusakannya. Itulah sebabnya, gejala stroke bisa bervariasi pada tiap pengidap. Namun, ciri khas gejala stroke adalah terjadi secara mendadak. Untuk memudahkan mengenali gejala stroke, ingatlah selalu untuk SeGeRa Ke RS.

1. Se, artinya senyum yang tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba

2. Ge, artinya gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba
3. Ra, artinya bicara pelo/tidak dapat bicara/tidak mengerti kata-kata/bicara tidak nyambung
secara tiba-tiba
4. Ke, artinya kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh secara tiba-tiba
5. R, artinya rabun, pandangan satu mata kabur atau penglihatan ganda secara tiba-tiba
6. S, artinya sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya. Gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi. Jika terdapat tanda ataupun gejala stroke, maka segeralah ke RS! Karena setiap keterlambatan 1 menit dalam penanganan stroke, terjadi kematian 1,9 juta sel saraf otak, sehingga resiko kematian dan kecacatan akibat stroke akan semakin meningkat.
Peluang kesembuhan stroke akan lebih besar jika pasien segera mendapatkan pengobatan dalam rentang golden period stroke. Golden period merupakan waktu yang optimal untuk mengurangi risiko cacat permanen hingga kematian pada penderita stroke, yaitu kurang dari 4,5 jam sejak gejala stroke muncul. Sedangkan Waktu door-to-needle (DTNT) adalah waktu antara kedatangan di rumah sakit dan pemberian IVT yang bertujuan menghancurkan sumbatan di pembuluh darah otak yang menutupi aliran darah otak. IV thrombolysis dilakukan dengan cara menyuntikkan obat penghancur thrombus (gumpalan darah yang menyumbat) yaitu obat recombinant tissue plasminogen activator (rt-PA) atau actilyse melalui pembuluh darah vena pasien stroke, dengan dosis 0,6-0,9 mg/kgBB, maksimal 90 mg. Dengan prosedur tersebut, diharapkan aliran darah ke otak kembali lancar, sehingga dapat menyelamatkan sel-sel saraf yang terganggu akibat stroke. Diagnosis yang cepat, logistik yang tepat, dan respons yang cepat dari tim stroke merupakan faktor penentu utama variabel ini. Rumah Sakit Hermina Tangkubanprahu saat ini dengan targetnya 60 menit, saat ini capaian Rumah Sakit Hermina Tangkubanprahu untuk door to needle tercapai 53 menit.

Ingat STROKE, ingatlah untuk SeGeRa ke RS, Karena time is brain, setiap menit sangat berharga untuk

menyelamatkan sel saraf akibat stroke. (Red)