BANGKALAN, TALIGAMA.COM,- Kerja kreatif, inovatif dan kolaboratif sangat dibutuhkan untuk memecahkan masalah penyakit tidak menular PTM dengan mengadaptasikan kearifan lokal yang ada pada wilayah kerja masing-masing merupakan integrasi layanan Posyandu dan Posbindu dalam satu kegiatan terpadu. Tujuannya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan kesehatan di Kecamatan Blega serta mendorong partisipasi masyarakat dalam berbagai program kesehatan. Blega, 14/8/2024
Baru-baru ini ada peluncuran program inovatif yang diinisiasi oleh Puskesmas Blega bersama kader posyandu dengan nama “Sugar Dedi Mau DiSun” ( Sehat Bugar dengan Deteksi Dini Masyarakat Usia Produktif dari Dusun ke Dusun) menjadi salah satu strategi husus dalam pengendalian PTM saat ini adalah melalui Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM berbasis masyarakat dengan melakukan deteksi dini.
Kepala Puskesmas drg. Siti Safitri Mulita menyatakan, inovasi ini muncul karena capaian pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular di wilayah kerja Puskesmas Blega masih sangat minim, sebanyak 45%. Capaian ini masih jauh dari target sebesar 100%. Maka perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan cakupan deteksi dini pada usia produktif.
“Dengan melakukan deteksi dini (POSBINDU) pada semua dusun di setiap Desa, meningkatkan frekuensi penyuluhan pada masyarakat, melakukan pendekatan pada aparatur Desa agar kegiatan Posbindu dapat dibantu oleh dana Desa, serta petugas menyepakati jadwal Posbindu yang akan dilakukan setiap bulan dengan Masyarakat. Ujar Kepala PKM Blega
Drg. Safitri sapaan akrabnya menambah, meskipun sudah dilaksanakan Posbindu PTM tiap satu bulan sekali di desa ternyata masih belum mencapai target sasaran. Hal ini dikarenakan Masyarakat kurang paham tentang pentingnya Posbindu, Petugas melakukan Posbindu dengan jadwal yang tidak rutin disetiap bulannya, Sarana dan Prasarana untuk kegiatan Posbindu kurang lengkap karena beberapa Desa belum didukung oleh Dana Desa, selain itu juga dipengaruhi oleh letak Posbindu bagi sebagian masyarakat yang terlalu jauh sehingga tidak bisa dijangkau.
“Ya, dikarenakan Masyarakat kurang paham tentang pentingnya Posbindu, Petugas melakukan Posbindu dengan jadwal yang tidak rutin disetiap bulannya, Sarana dan Prasarana untuk kegiatan Posbindu kurang lengkap karena beberapa Desa belum didukung oleh Dana Desa, selain itu juga dipengaruhi oleh letak Posbindu bagi sebagian masyarakat yang terlalu jauh sehingga tidak bisa dijangkau. Ucapnya.
Oleh karena itu lanjutnya, kami melakukan inovasi yaitu Sugar Dedi Mau Disun (Sehat Bugar dengan Deteksi Dini Masyarakat Usia Produktif dari Dusun ke Dusun) yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan cakupan deteksi dini pada usia produktif. Setelah melakukan uji coba yang dilakukan pada bulan Januari – Maret 2023 di 3 desa dan 6 dusun pengaplikasian inovasi tersebut dapat dinyatakan berhasil.
“Berdasarkan target sasaran skrening usia produktif sebesar 33.989 jiwa, hasil setelah dilakukan inovasi sebesar 33.649 jiwa ( 99% ) ada peningakatan sebesar 50% dari tahun lalu.” Ucap Drg. Siti Safitri Mulita
Sebagai penutup menurutnya inovasi tersebut diaplikasikan di 19 desa dan 106 dusun yang lain pada bulan Mei – Desember 2023 untuk meningkatkan cakupan skrining masyarakat usia produktif. Untuk informasi lebih lanjut tentang “Sugar Dedi Mau DiSun” ( Sehat Bugar dengan Deteksi Dini Masyarakat Usia Produktif dari Dusun ke Dusun) masyarakat dapat mengakses website resmi Puskesmas Blega atau langsung menghubungi ke kantor Puskesmas Kecamatan Blega. Tutupnya, Ansori
Reporter : Anshori