Salah Satu Aktivis Ikut Merespon Polemik  Hangat Seputar Rencana  Revitalisasi Alun-Alun Kota Pasuruan.

Jawa Timur129 Dilihat

PASURUAN, Taligama. News~ ||Seperti yang sudah diketahui melalui  janji kampanye Gus Ipul pada pilihan Walikota Pasuruan beberapa waktu yang lalu adalah rencana penataan sekitar Alun-alun Kota Pasuruan, dengan konsep Madinah dengan  mengintegrasikan wilayah masjid, Alun-alun, Mall Poncol dan Jalan Niaga/Nusantara untuk menjadi kawasan perdagangan dan jasa ditambah dengan adanya sektor wisata religi.

Namun hal rencana itu menuai kritik ditingkat masyarakat karena besaran anggaran yang akan digelontorkan konon berkisar 38 M,  sebagian dari aktivis menyebutkan bahwa rencana tersebut akan menjadi hal yang kurang efisien dan dan minim inovasi seperti halnya yang disampaikan oleh salah satu tokoh masyarakat yang juga ketua umum organisasi Pasuruan Democration Watch (Pasdewa) Totok A. Rahman.

“Sedari dulu wilayah sekitar alun-alun adalah sentra perdagangan dan jasa, dan itu terjadi dimasa lampau, sampai-sampai salah satu jalan disitu dinamakan jl. Niaga dan itu menjadi fakta bahwa dimasa lampau daerah sekitaran alun-alun sudah terbentuk integrasi ekonomi dan jasa secara alamiah, jadi ngapain harus diintegrasi lagi”? terang Totok 

Ketika awak media temui dikediamannya, dengan tegas Totok memberikan  aspirasinya sebagai Tokoh Masyarakat dan Sebagai Putra Daerah ia mengkritik rencana revitalisasi alun-alun tersebut yang dianggap sebagai kegiatan yang tidak efisien dan boros. 
Rabu, ( 5/1/2022 ).

Lanjut Totok, Menurutnya “Kota Pasuruan memang harus dipercantik tapi jangan hanya covernya saja sementara tidak sampai 1 KM dari alun-alun terdapat area  yang sangat kumuh yaitu Pasar besar, dari luar sudah kusam apalagi masuk didalamnya, saya bisa membayangkan betapa malunya ketika wisatawan datang ke area alun-alun dengan payungnya kemudian berbelanja ke pasar besar, ibarat setelah masuk surga kemudian masuk neraka”.

Menurutnya dampak pandemi memang meluluh lantakkan perekonomian masyarakat, seharusnya Visi misi peningkatan perekonomian masyarakat diimplementasikan dengan menciptakan spot-spot keramaian diantero kota sehingga tidak ada kesejangan pendapatan antara pelaku usaha disekitar alun-alun dengan wilayah lainnya, ciptakan spot-spot itu mengingat Pemkot mempunyai aset-aset seperti taman sekargadung, taman lansia, petahunan, dsb coba dikombinasikan dengan sektor perdagangan dan jasa maka aspek sosial ekonomi juga akan terpicu, perlu adanya keseimbangan dalam pemerataan pembangunan dari berbagai aspek.

Totok juga menyindir DPRD yang menurutnya  sebagai perwakilan rakyat seharusnya lebih memperhatikan dan memahami rakyat kota pasuruan, “Studi banding menurut saya seharusnya tidak perlu dilaksanakan jika pasca studi banding mereka  tidak ada hasilnya hanya menghabiskan anggaran”, pungkas Totok.****