Pembangunan Jembatan Anggaran Dari Dana BK Kabupaten,Diduga Menjadi Kerugian Masyarakat Dan Petani

 

PROBOLINGGO, TALIGAMA.COM,-Pembangunan jembatan yang berlokasi di Dusun Tancak, RT 01 RW 04, Desa Jrebeng, Kecamatan Wonomerto, malah menjadikan kerugian besar warga sekitar. Jembatan yang dibangun dengan menggunakan Dana BK (Bantuan Keuangan) Tahun Anggaran 2022-2023 ini justru menuai keluhan dari masyarakat setempat.

Badrus Sholeh Salah satu warga menyampaikan bahwa keberadaan jembatan tersebut malah mempersempit jalan, “Lebih baik tidak dibangun jembatan itu, karena sekarang jalan jadi terlalu sempit, sulit untuk kendaraan yang melintas,” ujar warga tersebut. Menurutnya, akses jalan yang awalnya cukup lebar untuk dilalui, kini menjadi terbatas dan menyulitkan mobilitas warga, terutama saat berpapasan dengan kendaraan lain.

Warga setempat mengaku sudah melaporkan masalah ini kepada Kepala Desa Jrebeng. Mereka berharap adanya tindak lanjut atau solusi dari pihak pemerintah desa. Namun, respons dari Kepala Desa dinilai kurang memuaskan. “Kami sudah melaporkan keluhan ini, tetapi kepala desa hanya merespon tanpa ada tindakan nyata. Seolah-olah masalah ini bukan hal besar bagi mereka,” ungkap warga dengan nada kecewa.

Warga berharap agar pembangunan infrastruktur di desa, khususnya jembatan, bisa memperhatikan kebutuhan dan kenyamanan masyarakat. “Kami tidak menolak pembangunan, tapi ya mohon diperhatikan juga kebutuhan akses warga. Kalau hasilnya malah menyulitkan, lebih baik tidak dibangun,” tambah warga lainnya.

Saat tim awak media melakukan klarifikasi kepada kepala desa, Ruslan menjelaskan, “mengenai pembangunan jembatan itu tidak permisi ke saya, dan saya juga tidak merasa meresmikan atau menandatangani adanya pembangunan tersebut”, jelasnya kepada kami.

“dulu saya sampai didatangi petugas PU untuk meminta tandatangan, sampai petugasnya bilang, jangan di persulit pak kades, kalau di persulit tidak akan pernah bisa dapat bantuan seperti itu lagi, ya langsung saya jawab, desa saya tidak butuh bantuan dari orang-orang yang tidak punya etika seperti itu”, imbuh kepala desa Ruslan.

Proyek jembatan yang diharapkan dapat mempermudah mobilitas warga ternyata malah berbalik menjadi polemik. Hingga kini, warga masih menunggu adanya tindak lanjut dari pemerintah desa dan berharap masalah ini segera terselesaikan dengan baik.

Warga Desa Jrebeng hanya menginginkan kenyamanan dan akses yang memadai. Namun, ironisnya, pembangunan yang diharapkan membantu malah menjadi beban. Apakah akan ada perubahan atau perbaikan, waktu yang akan menjawab.(Selamet ,Dodon)