Pelda N Dodik Koramil 0820-08/Sukapura Memberikan Teknik nya, Agar Harga Kopi Petani Lereng Gunung Bromo Bisa Tinggi.

Berita, Jawa Timur, TNI1775 Dilihat

 

PROBOLINGGO, TALIGAMA.COM – Pelda N Dodik bersama Babinsa desa Sariwani Koramil 0820-08/Sukapura, melaksanakan kegiatan pemantauan sektor pertanian kopi KTH/LMDH desa Sariwani, kecamatan Sukapura, kabupaten Probolinggo (09/02/24). KTH Kelompok Tani Hutan desa Sariwani mengelola lahan hutan seluas 15 hektar, dengan menanaminya dengan tanaman kopi jenis Arabika.

Dalam kegiatan pendampingan dan pemantauan tersebut, Pelda N Dodik langsung di temui oleh Gundik Tinoto ketua LMDH desa Sariwani. Menurut Gundik, tidak ada kendala yang serius di dalam tahapan perawatan kopi. Sebab menanam kopi tidak membutuhkan beaya yang besar, seperti tanaman kentang yang berada di daerah nya.

“Namun masih perlu dimaksimalkan, ada nya sentuhan dan perhatian lebih dari pemerintah dibidang penjualan. Karena setiap panen untuk penjualan masih belum ada standarisasi harga dari pemerintah, jadi harga masih suka suka pedagang. Sebab hasil panen masih di jual ke para pedagang lokal.” Jelas Gundik.

Pada umumnya di daerah pegunungan kecamatan Sukapura, banyak tanaman kopi yang tumbuh dengan sendirinya. Mungkin tumbuh karena bibitnya di bawa oleh banyak binatang liar, dan hidup produktif tetapi dibiarkan begitu saja atau tidak dipanen oleh petani. Karena petani sibuk dengan pertanian lain, atau terlalu sedikit jika di panen.

Pelda N Dodik dihadapan para petani yang hadir menyampaikan teknik teknik, agar harga kopi sesuai harapan para petani. Dengan cara tidak membiarkan buah kopi terbuang di pohon nya, petani harus memanen nya walau pun jumlah nya sedikit. Dan tetap merawat tanaman kopi yang masih produktif, di lahan pertaniannya masing masing.

“Kalau terus di rawat, nanti dimusim panen akan menghasilkan panenan yang lebih banyak. Yang terdiri dari panenan semua petani, kalau dijumlahkan akan besar. Jadi kalau ada hasil panen kopi skala besar, sudah pasti para pedagang akan bersaing untuk membelinya.” Pelda Dodik menerangkan.

Mungkin nanti ada perhatian khusus dari pemerintah, diantaranya mencarikan solusi penjualan dengan standart yang lebih layak. Serta memberikan pendampingan yang serius agar wilayah sukapura khususnya desa Sariwani, desa Pakel, desa Kedasih dan desa Sapikerep, bisa menjadi daerah produsen kopi. Yang nanti nya mampu menjawab kebutuhan kopi Negara Indonesia dan agar tidak mengimpor kopi dari luar negeri. “Pelda N Dodik menambahkan.” (Biro Prob Ndre)