PROBOLINGGO, TALIGAMA NEWS – Usia yang sudah renta dan hidup di usia senja, membuat kehidupan Hatija (85), sangat memilukan. Warga Dusun Gunung Malang,RT 07. Desa Gunggungan Kidul, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo ini hidup sebatang kara di rumah yang sangat tak layak. Namun sayang nenek Hatija luput dari perhatian pemerintah.
Nenek Hatija tinggal di rumah reyot. Bangunan berukuran 3×6 meter itu kondisinya lebih buruk dari kandang. Rumah tersebut terbuat dari bambu. Bangunannya sudah miring dan ringkih sehingga Sampai Ambruk.Senin (26 – 09 – 2022)
Dindingnya terbuat dari anyaman bambu sudah bolong-bolong dan rusak. Atap dari seng sudah berkarat dan banyak lubang. Lantai rumah dari semen, tapi sudah rusak dan bercampur tanah. Kondisi dalam rumah Satiyamah lebih memprihatinkan.
Tempat tidur untuk merebahkan tubuhnya yang renta sudah ambruk. Tak ada kasur untuk menopang tubuh lemah Satiyamah. Perabotan rumah tangga di dalam rumah juga membuat miris. Beberapa perabotan dari plastik yang sudah kusam berserakan dan tak terurus.
Dengan ketabahan dan kesabarannya yang luar biasa, nenek Hatija tinggal dan bertahan hidup gubuk tersebut. Selama ini dia masak dengan tungku tanah liat. Dia mengandalkan ranting dan dahan kayu untuk menyalakan api.
,”Saya tidak mendapatkan apa apa,anak pun saya tidak punya,kartu identitas pun saya tidak punya,”Kata Nenek Hatija Kepada Awak Media Taligama.news.
Di penghujung usianya yang semakin redup, ia harus berjuang sendirian memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Nenek Hatijah tetap bekerja sebagai buruh mengumpulkan buah kapuk yang rontok. Bahkan ia kadang bekerja sebagai buruh tani meski tubuhnya tak sekuat lagi.(Zaenab, Dodon)