Operasi Pengangkatan Batu Ginjal Minim Sayatan dengan Metode PCNL (Percutaneous Nephrolithotomy) RS Hermina Tangkuban Perahu Malang

 

KOTA MALANG, TALIGAMA.COM,-Rumah Sakit (RS) Hermina Tangkubanprahu Malang memiliki layanan Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) untuk membantu pasien yang mengalami masalah batu ginjal dengan metode operasi Minimal Invasif Endourology.

Metode PCNL bertujuan untuk mengeluarkan batu dari ginjal pasien dengan tindakan minimal sayatan yang sesuai dengan guidelines baik itu dari Indonesia maupun dari internasional. Seperti European Urological Association Guidelines maupun dari American Urological Association Guidelines.

Dr. dr. Paksi Satyagraha Spu (K) M.Kes dari RS Hermina Tangkubanprahu Malang menjelaskan bahwa PCNL dapat dipakai untuk operasi mengeluarkan batu dengan ukuran kecil bahkan sampai di atas 2 cm.
“Jadi ini adalah salah satu treatment atau operasi Minimally Invasive Endourology yang paling efektif dalam mengeluarkan batu ginjal,” kata dr.Paksi Satyagraha.

Lebih lanjut, pihaknya juga menjelaskan alat apa saja yang digunakan dalam tindakan PCNL yakni ada Nephroscope dengan ukuran yang besar atau konvensional PCNL. Ada yang ukuran 24 atau 26 atau kira-kira 1 cm. Atau ada yang lebih kecil yang disebut dr. Paksi Satyagraha sebagai Mini Nephroscope dimana lukanya akan semakin kecil bahkan kurang dari 0,5 cm.

Menurutnya kedua alat konvensional dan mini PCNL tersebut sudah cukup untuk mengeluarkan berbagai macam batu dari dalam tubuh pasien.

Ada beberapa keuntungan yang disampaikan oleh dr. Paksi Satyagraha dari layanan PCNL RS Hermina Tangkubanprahu Malang. Keuntungannya dengan tindakan Minimal Invasive Endourology maka diharapkan komplikasi pasien akan semakin rendah, angka nyeri yang semakin rendah, serta angka perawatan yang semakin rendah, dan pasien bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala dan menjadi lebih produktif.

Akan tetapi disisi lain, dr. Paksi Satyagraha juga menjelaskan kerugian dari tindakan PCNL dalam kasus tertentu. “Kerugiannya, pada batu-batu yang sangat besar seperti batu stagham. Kadang-kadang modalitas ini memerlukan 2 atau 3 atau bahkan lebih puncture atau tusukan atau mungkin beberapa sesi,” jelasnya.

“Namun semua kerugian itu sebetulnya masih memiliki banyak keuntungan karena tadi angka komplikasi, angka nyeri, length of stay dan morbiditas yang jauh lebih rendah dibandingkan operasi terbuka,” tutup dr. Paksi Satyagraha.(Red)