PROBOLINGGO, TALIGAMA.COM – Dalam rangka menghormati warga masyarakat suku Tengger yang melaksanakan ritual adat akhir MEGENG ULAN KAPITU, warga masyarakat desa Wonokerto yang dipimpin kepala desa Heri Dri Hartono, menutup akses jalan menuju objek wisata gunung Bromo. Selasa 9 Januari 2024, pukul 18.00 Wib sampai dengan Rabu 10 Januari 2024 pukul 18.00 Wib.
Dari kanan Ngajono Linmas, Bati Komsos Pelda N Dodik H, kepala desa Wonokerto Heri Dri Hartono, Babinsa Wonokerto Serda Widodo, dan dua anggota Linmas yang lain
Dalam pelaksanaan penutupan tersebut, di hadiri oleh Bati Komsos Pelda N Dodik dan Serda Widodo Babinsa Wonokerto Koramil 0820-08/Sukapura, kepala desa Wonokerto Heri Dri Hartono beserta 20 orang anggota Linmas desa Wonokerto.
Penutupan di laksanakan di wilayah desa Wonokerto, kecamatan Sukapura, kabupaten Probolinggo, sekitar 10 kilometer sebelum tempat wisata gunung Bromo. Dengan cara memberi rambu rambu penutup jalan, dan di jaga bergantian oleh anggota Linmas desa Wonokerto.
Pelaksanaan penutupan selama 24 jam kali ini, adalah penutupan yang kedua kalinya di ritual adat Meggeng Ulan Kapitu suku Tengger. Penutupan pertama di Meggeng Ulan Kapitu dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2023 tahun yang lalu.
Walau pun pengumuman penutupan kali ini sudah di sampaikan sejak sebulan yang lalu, tetapi masih banyak Wisatawan yang datang karena ketidak tahuan mereka tentang informasi penutupan ini. Yang pada akhir nya mereka harus menginap semalam lagi, jika masih ingin meneruskan niat wisatanya ke gunung Bromo.
Pada kesempatan tersebut, Bati Komsos Pelda N Dodik menyampaikan “Pertama. .Menghentikan dan memberi penjelasan kepada pengunjung baik dari dalam dan luar negri bahwa untuk semua aktifitas dihentikan, baik berkaitan dengan wisata dan aktifitas warga dlm kehidupan sehari – hari.
Kedua. Memastikan keamanan lingkungan dikarenakan dilakukan pemadaman penerangan listrik oleh PLN.
Ketiga. Bersama kepala Desa Wonokerto, Linmas dan warga serta semua yang ada mengamankan portal dan menanyakan setiap orang yang datang, dan warga Tengger dilarang keluar, untuk memastikan melaksanakan ibadah ritual adat Megeng di hari terakhir wulan kapitu.” Tegasnya. (Biro Probolinggo Ndre)