Gelar Aksi 111 Masyarakat Dari Berbagai Elemen Menggugat Tuntut Transparansi Bantuan di Cianjur

Berita, Jawa Barat110 Dilihat

CIANJUR, TALIGAMA NEWS.COM – Ribuan massa berbagai elemen menggelar aksi ‘111 Masyarakat Menggugat’ ke Pendopo Kabupaten Cianjur Rabu 11 Januari 2023. Massa menuntut Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur untuk transparan dan segera menyalurkan bantuan untuk korban gempa bumi magnitudo 5,6.

Massa menuntut Bupati Cianjur transparan dalam menyalurkan bantuan dari Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma’ruf Amin, kementerian terkait serta donatur lainnya untuk korban bencana gempa bumi  di Cianjur. “Ya, jangan sampai yang terjadi sekarang ini banyak isu yang beredar bantuan tidak merata besarannya dan lainnya, jangan sampai jadi fitnah,” ujar Iman Parsiman salah seorang koordinator aksi.

Dikatakan Iman Parsiman aksi yang digelar untuk menuntut agar pemerintah segera membagikan bantuan  stimulan  untuk para korban gempa Cianjur.  “Kami menuntut pemerintah segera membagikan stimulan dari Presiden kepada para korban gempa. Apabila ada pembangunan untuk para korban tidak melalui pihak ketiga, titik,” tuturnya, kepada wartawan disela -sela aksi, Rabu( Januari 2023)

 mencontohkan jika ada warga korban gempa yang rumahnya roboh akibat gempa sebaiknya langsung diserahkan kepada warga bersangkutan tapi tidak lagi melalui pihak lain.

“Kelihatannya pemerintah akan memanggil pihak ke tiga untuk membangun rumah-rumah yang akan dibangun. Kasih SOP, kasih gambar dan sebagainya kepada para korban, dampingi sama pengawas. Selesai perkara,” bebernya.

“Bantuan untuk para korban segera dibagikan. Mau satu tahap, dua tahap, atau tiga tahap segera dibagikan. Terus pembangunan tidak melalui pihak ketiga sudah selesai. Yang lokal libatkan, tapi tidak untuk membangun,” katanya

Melihat banyaknya kejanggalan dalam penanganan gempa tersebut, pihaknya berharap aparat penegak hukum untuk segera mengusut tuntas.

Banyak hal yang menjadi alasan kuat kami untuk menggelar aksi ini. Selain adanya dugaan korupsi dan segudang kejanggalan dalam penanganan gempa, kami juga melihat bahwa yang seharusnya menjadi urusan kemanusiaan, namun malah dijadikan ajang kampanye politik. Semua harus satu warna sampai lato-lato saja harus warna merah,” tandasnya.(RI)